Kamala Nusantara, Gerakan Pelestari Sanggul dan Busana Nusantara
KAMALA NUSANTARA -- Perkumpulan Perempuan Bersanggul dan Berbusana Nusantara (PPBBN), diresmikan 10 November 2017 di Yogyakarta. Perkumpulan ini menjadi wadah konkret kegiatan para perempuan yang peduli pada pelestarian busana bangsa Indonesia yang memiliki keragaman dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda suku, adat istiadat, budaya dan agama tetapi tetap satu: Indonesia.
Perbedaan tersebut menjadi kekayaan warisan budaya bangsa yang wajib dilestarikan sebagai identitas bangsa. ‘Kamala Nusantara’ memiliki agenda khusus sebagai ajang gerakan untuk kembali mencintai, memakai, melestarikan dan mendokumentasikan detail tata busana dan tata rambut Nusantara serta kelengkapan lainnya.
Gerakan kembali pada ‘busana budaya bangsa’ menjadi ruh utama perkumpulan. Hal ini terkait dengan realita bahwa arus globalisasi melalui teknologi komunikasi dan informasi telah demikian kuat mengikis budaya lokal Nusantara (sebutan yang lebih luas makna secara historis -- tanpa mengurangi hormat dan cinta pada legalitas sebutan Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Bangsa Indonesia jangan terlena dan lengah menjaga budaya asli, jika ingin kita tetap eksis bermartabat dan berdaulat. Kamala Nusantara mengajak segenap lapisan masyarakat untuk kembali pada budaya bangsa melalui hal yang paling kasata mata, yakni busana sebagai identitas penghias dan penutup tubuh.
Busana akan sangat erat terkait dengan tata rikma yang selalu menunjukkan kekhasan atau identitas suatu masyarakat tertentu. Busana dan penataan rambut/rima yang disebut sanggul menjadi kesatuan identitas yang tak terpisahkan sebagai warisan budaya leluhur bangsa Indonesia.
Kamala Nusantara mengajak segenap lapisan masyarakat bergandengan tangan untuk menggunakan dan melestarikan sanggul dan busana Nusantara. Jangan sampai kelak di kemudian hari -- busana dan tata rambut warisan leluhur kita hilang atau diakui bangsa lain, akibat dibuang dan tidak dipedulikan oleh bangsa kita sendiri.
Website: https//:www.kamalanusantara.co.id ini dimaksudkan sebagai media resmi informasi dan interaksi perkumpulan/organisasi Kamala Nusantara dengan khalayak luas tentang segala kegiatan, informasi, pendapat/opini, dan lainnya terkait dengan pelestarian sanggul dan busana Nusantara.
Adapun personal pengelola website, sebagai berikut:
KAMALA, Gerakan Pelestarian Budaya Busana Bangsa
YOGYAKARTA (16 April 2016) - Perkumpulan Perempuan Berbusana Bersanggul Nusantara ‘Kamala’ diresmikan Sabtu 16 April 2016 ini. PPBN Kamala – menjadi ajang konkret kegiatan para perempuan yang peduli pada pelestarian busana bangsa Indonesia yang memiliki keragaman seperti semboyan bhinneka tunggal ika. Beraneka suku, adat istiadat, budaya dan perilaku menjadi kekayaan warisan budaya bangsa yang wajib dilestarikan sebagai identitas dan jati diri bangsa.
“Melalui Kamala kami menyusun agenda gerakan untuk kembali mencintai, memakai, melestarikan dan mendokumentasikan detail tata busana dan tata rambut Nusantara serta kelengkapan lainnya,” kata Delia Murwihartini, Ketua PPBN Kamala dan salah satu pendiri.
Gerakan kembali pada ‘budaya busana bangsa’ ditegaskan Delia saat ini tak bisa ditawar lagi. Gerusan arus globalisasi melalui teknologi demikian kuat sehingga mengikis budaya lokal Nusantara (sebutan yang lebih luas makna dari geografis Indonesia – tanpa mengurangi hormat dan cinta pada legaitas sebutan Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Selain arus globalisasi dan kapitalisasi dunia industri, Delia Murwihartini melihat banyak pihak yang berkepentingan menghilangkan jejak asli budaya bangsa. Pihak yang terus berusaha menggantikan identitas budaya dengan budaya asing dengan pelbagai alasan. Usaha itu, saat berlangsung secara: terstruktur, sistematis dan massif.
“Bangsa Indonesia jangan terlena dan lengah menjaga budaya asli, jika ingin kita tetap eksis bermartabat dan berdaulat,” tegasnya. Sebelum benar-benar terlambat, Delia Murwihartini melalui PPBN Kamala, mengajak segenap lapisan masyarakat untuk kembali pada budaya bangsa. Dimulai dari hal yang paling kasata mata, yakni busana sebagai pembungkus tubuh. Busana dapat ‘berbicara’ menunjukkan identitas diri. Masihkah (kita) Indonesia?
Delia mengingatkan jangan sampai terulang pengalaman pahit – terkait dengan kekayaan budaya kita: kerajinan batik, ragam kesenian, kuliner, lagu daerah yang diakui oleh bangsa Malaysia. Semua itu dapat terjadi, harus diakui akibat kelengahan kita menjaga kekayaan warisan leluhur. Protes keras melaui pelbagai cara baik demonstrasi, surat terbuka media massa maupun diplomasi, justru membuktikan selama ini tidak menghargai warisan budaya.
Dalam hal tata busana dan tata rambut, Delia Murwihartini, mengajak segenap lapisan masyarakat bergandengan tangan untuk mencintai , menggunakan dan melestarikan. “Jangan sampai busana dan tata rambut warisan leluhur bangsa kita kelak diakui dan dipakai oleh bangsa lain, akibat kita sendiri membuang dan tak peduli lagi,” kata Delia.
Pelindung: GKBRAA Paku Alam
Pemimpin Umum: Delia Murwihartini
Pemimpin Redaksi: Esti Susilarti.
Redaksi Pelaksana: Andhitya Rizkya, Bravista Oviani.
Redaksi: Tantilia Putri, Kristiana Noviantari, Serenade Prabunegoro.
Legalitas: PT Kamala Nusantara Hayu, Akta: No2/6-01-2023/Notaris: Hitaprana SH.
Alamat Redaksi: Jl Margo Utomo 125, Gowongan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta. Kode Pos: 55231
Nomer Telepon: 081-252-898977 dan 085 7473 44979